Permainan di Jawa Barat
DESKJABAR – Produksi pertanian tanaman pangan di Jawa Barat ditingkatkan pada musim tanam akhir 2023 sampai 2024. Adalah produksi padi, jagung, dan kedelai digenjot sekaligus dilakukan percepatan tanam secara upsus (upaya khusus), untuk mengejar target produksi pangan dari Jawa Barat.
Untuk mencapai target produksi pangan tersebut, dilakukan kesepahaman dengan 28 kabupaten/kota di Jawa Barat, di Aula Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Selasa, 5 Desember 2023. Juga dilakukan Rapat Koordinasi Akselerasi Percepatan Kegiatan UPSUS Padi, Jagung, dan Kedelai.
Diperkirakan, musim tanam padi, jagung, dan kedelai secara besar di Jawa Barat akan dilakukan pada Januari 2024. Sebab, pada Desember 2023 ini kondisi hujan secara umum di Jawa Barat masih pada tahap persiapan membesar mencukupi untuk pengolahan tanah pertanian.
Baca Juga: Cegah Ledakan Hama, Musim Tanam Padi dan Jagung di Jawa Barat Sterilisasi Lahan Pertanian
Gambaran target
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Ir Dadan Hidayat MSi, di Bandung, mengatakan, untuk Jawa Barat ada target produksi padi pada akhir 2023 dan tahun 2024 sekitar 11,084,635 juta ton gabah kering giling. Target itu diharapkan bisa diraih melalui produktivitas 6,24 ton/hektare dari luas tanam 1,840,377 juta hektare.
“Target ini diandalkan dengan cara meningkatkan indeks pertanaman padi di Jawa Barat dari semula banyak yang masih 3.0 menjadi 4.0. Walau diperkirakan penanaman besar baru Januari 2024, diyakini tahun 2024, pasokan air sangat meyakinkan karena sejumlah bendungan tampaknya akan bagus kembali airnya,” ujar Dadan Hidayat.
Sedangkan untuk produksi jagung, disebutkan dengan standar pipilan kering kadar air 14 persen, ditargetkan luas tanam 104,075 ribu hektare, produktivitas 7,79 ton/hektare, dengan target panen 782,507 ribu ton pipilan kering.
Khusus soal produksi padi, menurut Dadan Hidayat, target hasil dari penanaman tahun akhir 2023 sampai tahun 2024 tersebut naik dibandingkan sebelumnya dengan prediksi 9,5 juta ton GKG sampai akhir Desember 2023. Perolehan padi sampai akhir Desember 2023 diyakini masih surplus jika diperhitungkan jumlah konsumsi beras dan jumlah penduduk Jawa Barat.
Ada pun UPSUS, adalah istilah singkatan populer di kalangan pemerintah terkait pertanian, yang merupakan singkatan upada khusus. Biasanya dikenal dengan UPSUS Pajale (padi, jagung, kedelai).
Baca Juga: Pertanian Organik di Jawa Barat Gandeng BUMDes untuk Jaminan Pemasaran
Kebijakan Kementan
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Panglima TNI Agus Subiyanto melakukan penandatangan Nota Kesepakatan (MoU) Kementerian Pertanian (Kementan) dengan TNI tentang Dukungan Pelaksanaan Pembangunan Pertanian.
Penandatangan MoU ini guna mempercepat peningkatan produksi dan mengembalikan swasembada pangan yang pernah diraih 3 tahun sebelumnya serta memperkuat pertanian. Ini dilakukan guna menghadapi ancaman dampak El Nino, salah satunya dengan mengoptimasi lahan tidur dan potensi lahan rawa mineral seluas 10 juta hektar.
Amran menegaskan Kementan sepakat untuk bekerjasama meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian Indonesia yang tengah terpuruk akibat adanya El Nino yang masuk pada kategori Gorila El Nino yakni musim kemarau ekstrim. Kesepakatan ini merupakan lanjutan dari kesepakatan Kementerian Pertanian dan TNI yang pernah diresmikan pada bulan Maret 2011 lalu.
"Kolaborasi ini pernah membuahkan hasil kita swasembada. Swasembada beras, swasembada jagung bahkan ekspor, bawang merah juga ekspor sampai saat ini. Selain itu komoditas yang lain juga sudah meningkat," tegasnya.
Baca Juga: Komoditas Pertanian Cabe Dikhawatirkan Meroket Harga pada Desember 2023-Maret 2024
Amran menambahkan dengan adanya kerjasama antara TNI dan Kementan ini, swasembada pangan Indonesia optimis segera tercapai. Pasalnya, kerjasama dengan TNI tidak hanya peningkatan produksi pada lahan baku sawah 7,4 juta hektar, tapi juga mengoptimalkan lahan tidur utamanya lahan rawa mineral yang potensinya untuk dijadikan lahan pertanian seluas 10 juta hektar.
Panglima TNI, Agus Subiyanto menyebutkan point penting dalam penandatangan MoU ini adalah pendampingan pelaksanaan program pembangunan pertanian, peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pertanian, kapasitas SDM dan optimasi lahan TNI untuk pertanian. TNI memiliki lahan pertanian dan Kemetan mendukung penyediaan alat mesin pertanian (alsintan), benih, pupuk dan lainnya untuk kebutuhan produksi hingga pasca panen.
"Kita juga akan bekali Babinsa tentang pertanian agar bisa membantu Penyuluh Petani Lapangan (PPL) untuk mengembangkan lahan. Kita tahu daerah memiliki tipologi lahan yang berbeda, misalnya daerah pegunungan kekurangan air sehingga TNI mendorongnya untuk dibuatkan irigasi dengan berkoordinasi
Komentar
Posting Komentar